Karakter dari suatu suku dapat dilihat dari tradisi dan budaya yang
terbentuk dalam suatu permukiman dan masih menjaga local wisdom mereka,
hal ini dapat terlihat dari permukiman tradisional Suku Sasak di Dusun
Limbungan Kabupaten Lombok Timur, yang menjaga rumah adat mereka dari
segala perubahan. Tujuan dari studi adalah mengidentifikasi
karakteristik non fisik sosial budaya masyarakat Dusun Limbungan, dan
mengidentifikasi karakteristik fisik pola tata ruang permukiman yang
terbentuk, menganalisis pola tata ruang permukiman tradisional yang
terbentuk akibat pengaruh fisik dan non fisiknya, dan kearifan lokalnya,
serta menentukan arahan pelestarian bagi permukiman tradisional
Limbungan. Metode yang digunakan adalah deskriptif-evaluatif. Hasil
studi menunjukkan bahwa konsep keruangan makro yang terbentuk dari
tatanan fisik lingkungan hunian memperlihatkan adanya pembagian ruang
permukiman berdasarkan guna lahan, yaitu tempat hunian di bagian tengah,
dan lahan pertanian di bagian luar area permukiman. Dari hasil struktur
ruang permukiman tradisional Suku Sasak Limbungan terbentuk berdasarkan
konsep filosofi, yaitu konsep arah sinar matahari, konsep terhadap
gunung rinjani, konsep pembangunan rumah dan elemennya secara berderet
dan tanah berundak-undak, dan konsep bentuk rumah yang seragam terdiri
dari rumah yang berjajar (suteran). Penempatan elemen rumah (bale)
berupa panteq memiliki posisi saling berhadapan dengan bale. Pola
pengembangan tata ruang masyarakat Sasak di Dusun Limbungan berorientasi
pada nilai kosmologi berdasarkan sistem kepercayaan dan tradisi-tradisi
masyarakat yang berbasis budaya sehingga menghasilkan ruang-ruang
khusus.